Mendeteksi Kandungan Asam Lemak pada Minyak Goreng

Banyak yang melakukan kesalahan pada diet makanan. Mereka menghindari minyak sama sekali dalam menu sehari-hari dengan alasan takut meningkatkan kadar kolesterol dalam darah bahkan penyumbatan pembuluh darah.

Mereka setiap hari makan makanan dengan proses direbus atau dikukus. Jika ada makanan yang di goreng akan dihindarinya atau bahkan dibuang. Pada masakan sop, jika permukaan kuah terdapat minyak yang mengambang, akan segera dibuang. Pada masakan tumis, sayuran akan disaring dahulu dan kuah tumisan akan dibuang karena mengandung minyak. Kulit ayam dan kulit sapi akan dihindari pula.

Dengan menghindari 100 % asupan minyak akan efektif untuk menurunkan berat badan secara cepat. Namun  perlu Anda ingat bahwa tubuh masih membutuhkan minyak untuk banyak hal seperti membantu memperbaiki dan membangun sel-sel baru, membantu memperbaiki kondisi kulit dan rambut, membantu dalam mengelola tekanan darah, membantu mencegah radang sendi serta membantu agar fungsi otak senantiasa normal.

Pernahkah ada mencoba memasukkan minyak goreng dalam lemari es? Apa yang terjadi?

Ternyata minyak goreng tersebut akan membeku dan berwarna keputih-putihan. Artinya minyak goreng tersebut memiliki kandungan asam lemak jenuh yang lebih banyak dibandingkan dengan asam lemak tak jenuh. Namun janganlah langsung mengambil kesimpulan bahwa minyak goreng seperti diatas tidak aman di konsumsi oleh kita.

Menurut Ikatan Dokter ahli Jantung di AS, konsumsi asam lemak jenuh diperbolehkan dalam jumlah yang wajar.  Ada ukuran yang menentukan bahwa konsumsi minyak/lemak dibatasi sekitar 30% dari total kalori yang dikonsumsi atau sekitar 90-100 g minyak/lemak per hari. Minyak/lemak tersebut harus terdiri dari 10% asam lemak jenuh, 10% asam lemak tak jenuh tunggal dan 10% asam lemak tidak jenuh jamak.