Pengawasan Vs Kepercayaan Terhadap Karyawan

 

Sumber: republika.co.id

"Bu, koin-koin di dalam kotak ini mau dibawa pulang engga?  Dalam sehari terkumpul lebih dari lima ribu rupiah", ujar Rini.

"Itu loh, Bu, pelanggan orang asing itu tidak mau uang kembalinya. Jadi saya simpan saja di dalam kotak", lanjutnya lagi.

Rini adalah karyawan yang baru bekerja selama tiga hari. Pekerjaannya adalah menjaga konter makanan berat.

Rini membantu pekerjaan rekan kerjanya yang lebih senior yang sudah bekerja selama empat tahun. Jadi tentu saja rekannya sudah sangat menguasai pekerjaannya.

Hari itu rekan kerjanya sedang dapat giliran libur mingguan. Jadi Rini mendapat tugas tambahan untuk menghitung omset.

Dari pertanyaan Rini, pemilik konter (sebutlah Ibu Tati) langsung mempunyai analisa bahwa selama ini tentunya banyak sisa koin yang tersisa, minimal lima ribu dalam satu hari. Belum lagi tips yang diberikan ketika pelanggan meminta pesanan diantar ke tempatnya.

Ibu Tati mulai menganalisa. Jika satu hari si karyawan senior mengantongi koin sebanyak miniman lima ribu rupiah, jadi sebulan dia mendapat seratus lima puluh ribu rupiah. Dalam empat tahun akan didapatnya uang tujuh juta lima ratus ribu rupiah.

Ibu Tati terhenyak. "Wah, uang segitu cukup untuk membuka satu konter makanan lagi," gumamnya. Namun kenapa setiap kali melihat jumlah penghasilan setiap hari sepertinya usaha restorannya sepi?

Ibu Tati selama ini terlalu mempercayai karyawan-karyawannya sehingga setoran setiap hari diterimanya begitu saja. Jarang sekali mengontrol ke lapangan.

Dari pengalaman ini, Anda bisa bisa mengambil kesimpulan bahwa untuk berbisnis apapun Anda harus aktif mengawasi jalannya usaha setiap hari. Karena setiap hari pasti mempunyai masalah tersendiri yang harus diselesaikan.

Jika Anda hanya mengandalkan karyawan untuk menyelesaikan semua masalah, akan terjadi distorsi konsep dengan pemilik yang semakin hari semakin lebar.

Jadi mulai dari sekarang buanglah persepsi bahwa bisnis makanan sama dengan investasi dalam bentuk deposito. Aktiflah mengawasi. Jika sudah tidak mampu bekerja aktif, lebih baik usaha ditutup saja daripada modal Anda semakin habis.